Beberapa hari yang lalu ibuku
memberitahuku berita yang mengejutkan. Kakak sepupuku, ¾satu-satunya
sepupu terdekat dengan keluargaku, yang selama ini kupandang baik dan tampak
seperti laki-laki sebenarnya diantara sepupu-sepupuku yang lainnya, ia telah menghamili
kekasihnya. Kira-kira hubungan mereka sudah berjalan sejak 6 tahun yang lalu,
saat itu mungkin aku masih kelas 1 SMP dan kakak sepupuku itu masih kelas 1
atau 2 SMA. Aku benar-benar tidak menyangka orang sepertinya bisa melakukan
kesalahan seperti itu.
Siapapun tidak pernah menyangka hal
itu akan terjadi jika melihat keseharian kakakku selama ini yang santun dan
ramah tamah pada setiap orang, tapi….. apa daya fakta telah terungkap, nyatanya
kakak sepupuku juga manusia biasa yang mudah tergoda, pada akhirnya dia telah
melakukan kesalahan yang paling sering dilakukan oleh remaja-remaja pada jaman
sekarang. Miris memang karena hal itu juga terjadi pada keluarga besarku.
Kemarin malam, sekitar pukul 11
malam kekasih kakakku melahirkan seorang bayi laki-laki, yang merah dan cantik.
Rambutnya sangat lebat, kulitnya yang merah tampak bersinar, matanya sipit tapi
di usia satu hari dia sudah mampu membuka mata selebar mata bayi berumur satu
bulan. Tadi malam aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya, kekasih kakakku
yang sebentar lagi, kira-kira setelah lebaran nanti akan menjadi saudaraku dan
anak itu juga akan menjadi saudaraku (ponakan dalam bahasa jawa).
Disana ada beberapa orang, mungkin
saudara-saudara dari keluarga kekasih kakak sepupuku karena mereka asing
dimataku. Ada pakde dan budeku, pakdeku yang menjemput kami dari pintu masuk
dan budeku berada diruangan yang sama dengan kekasih kakak sepupuku. Setelah
berjabat dengan saudara-saudara kekakasih kakak sepupuku yang ada diluar
ruangan kami masuk kedalam, berjabat dengan bude dan beberapa orang yang ada
disana, termasuk kekasih kakak sepupuku yang terbaring setelah operasi, lalu
kami pergi keruangan bayi dimana bayi merah itu diletakkan.
Kakak sepupuku berdiri disamping
balok kaca yang memagari bayinya. Aku tidak sempat memperhatikan wajah kakak
sepupuku ketika melihat kami datang, mataku sudah terhipnotis dengan pesona
bayi itu, dia benar-benar cantik meskipun dia seorang laki-laki. Kakak sepupuku
menjabat tangan kami bergantian, pertama ibuku, ayahku, adikku, aku, dan
kakakku. Pada saat ia mencium tangan kedua orang tuaku aku memperhatikan
wajahnya dan matanya yang memperhatikan raut wajah kedua orang tuaku dengan
hati-hati. Prediksiku, kakak sepupuku ingin tahu apa yang kedua orang tuaku
rasakan ketika melihatnya atau mungkin dia ingin tahu seberapa kecewanya
keduanya pada dirinya yang dipandang baik selama ini. Dia juga mencium tanganku
seperti mencium kedua tangan orang tuaku, entah apa yang membuatnya mencium
tanganku padahal dia jauh lebih tua dariku. Apakah dia ingin bercanda kepadaku,
¾aku
tidak yakin, atau apakah dia terlalu gugup, atau mungkin dia terlalu malu.
Dadaku mendadak sesak, aku tidak sanggup menatap wajahnya, dia terlalu merasa
bersalah dan kecewa pada dirinya sendiri.
Mungkin awalnya aku juga merasa
kecewa dan marah pada kakak sepupuku ketika ibuku menceritakannya tapi setelah
itu aku berubah pikiran. Ditengah kesalahan yang mudah membuat orang khilaf,
kabur atau mungkin memaksa kekasihnya untuk menggugurkannya adalah pikiran-pikiran
yang mudah saja datang dari pikiran-pikiran manusia bersalah. Tapi hebatnya, ¾aku
tidak bisa memungkiri hal ini, kakak sepupuku itu dengan jantannya berdiri
melawan arus, dia bersedia bertanggung jawab dan enggan meminta kekasihnya
untuk menggugurkannya, dialah orang yang berdoa dan bersumpah tidak ingin
jabangnya digugurkan meski kekasihnya sempat mencoba untuk menggugurkannya.
Sebagai seorang sepupunya aku bangga dengan kejantanannya.
Kami : aku, adikku, kakakku, dan
kakak sepupuku, sesekali menengok ke ruangan saudara baruku itu. Setiap melihat
wajahnya aku selalu girang dan ingin menyentuh tubuh merahnya, aku ingin tahu
seperti apa kulit bayi yang baru berumur satu hari, aku juga ingin tahu
bagaimana kulit merahnya itu memancarkan cahaya. Itu adalah kali pertamaku
melihat bayi, ¾setelah
dewasa ini. Aku senang bisa melihatnya, dia bayi yang terlahir dengan sempurna
meski ia pernah digugurkan.
Dari waktu ke waktu raut wajah
kecewa dan merasa bersalah tampak menyurut dari raut wajah kakak sepupuku. Aku
rasa itu karena kakakku, aku juga heran kenapa kakakku bisa berkata-kata
ditengah keadaan yang memaksa semua orang untuk diam, mereka hanya diizinkan
menyuarakan pendapat atau apapun itu hanya dalam batin mereka. Kakakku tidak
hanya menyuarakan dukungannya, ia juga menyuarakan kebanggannya, kebanggan yang
sama yang kurasakan ketika mendengar bagaimana kakak sepupuku berusaha
mempertahankan bayinya. Sebenarnya aku tahu apa yang ada dihati kakakku, diapun
tidak mampu berkata-kata tapi saat itu tidak ada satupun orang yang bisa
berkata-kata maka dari itu dia berusaha mengucap kata per kata demi kakak
sepupuku.
Kakak sepupuku memang bersalah tapi
dia tidak patut dihakimi. Tuhan telah mengkhendaki lahirnya bayi malang dan tak
berdosaitu karena inilah jalan Tuhan. Dia (Tuhan) telah memiliki rencana untuk
kakak sepupuku, bayinya, dan juga kekasihnya. Mereka adalah orang-orang pilihan
yang di uji dengan cara seperti ini. Kedua orang tua bayi itu telah menanggung
dosa dan keduanyapun harus menanggung malu.
Belum lagi bayinya, istilah
kasarnya mungkin anak haram tapi menurut islam semua bayi itu suci, mereka
terlahir tanpa dosa. Hanya saja secara islam dia tidak memiliki seorang ayah
kandung meski secara ilmu kedokteran kakak sepupukulah ayah kandungnya. Secara
islam bayi yang terlahir dari ibu yang belum bersuami secara sah maka dianggap
tidak memiliki ayah kandung, inilah resiko bagi anak-anak yang terlahir dengan
cara seperti itu. Mungkin hal spesifik itu tidak diketahui oleh kebanyakan
orang, ¾akupun
baru tahu dari kakakku. Dan menurut kakakku, beruntungnya anak itu seorang
laki-laki, jika anak itu seorang perempuan maka statusnya yang tidak memiliki
ayah kandung akan terlihat ketika anak itu menikah nanti. Pada saat prosesi
ijab kabul tidak sah pernikahan anak itu jika kakak sepupuku mewalikannya.
Saat ini aku hanya bisa berdoa
untuk bayi merah yang memancarkan sinar dan suci itu, semoga Tuhan senantiasa
melindunginya, menjadikannya orang yang lebih baik daripada kedua orang tuanya,
dan semoga Tuhan memiliki rencana yang terbaik untuk saudara baruku itu.